Welcome to My Blog | 내 블로그에 온 걸 환영 | 私のブログへようこそ
Berjalan dengan kaki | Berkeliling dengan skuter | Belajar dengan hati | Supaya jadi dokter

Senin, 02 Mei 2016

Cerpen #2

ALSTROEMERIA

Aku merebahkan tubuhku ke kasur, menghilangkan kepenatan yang terjadi hari ini. Semua masalah yang menghampiriku hari ini, membuatku sangat lelah. Tidak ada bahu untuk bersandar, tidak ada tangan lembut yang akan mengusap air mata, tidak ada pelukan untuk menangis dan tidak ada senyum yang menyemangatiku.
Sekarang, aku merasa sendiri. Teman, sahabat dan orang yang ku sayang telah berubah. Semua orang sama. Aku benci semuanya. Semuanya menyebalkan, menyakitkan. Dia yang selalu ada telah pergi dan berubah. Dia yang dulu ku sayang, kini perlahan-lahan aku membencinya.

        “Huk huk huk!! Hah? Darah lagi?!” sontak ku kaget ketika melihat darah di tanganku.
Yaa, ini lah aku. Seorang gadis penyakitan, yang selalu meratapi kehidupan dan menjalaninya dengan “senyuman palsu” atau bahasa kerennya “Fake Smile”. Kata dokter sihh, aku menderita pneumonia. Aku gatau juga itu penyakit parah atau gak, yang jelas ini nyiksa banget. Sudah penyakitan, selalu di sakiti, ngenes banget dah hidupku.


     “Gwiyomi gwiyomi” suara dering hp yang membuatku gugup. Sebuah sms dari dia orang yang ku sayang.
       “Yaudah kalau itu yang kamu mau”
Kata “yaudah” nya itu nyakitin. Walaupun hanya satu kalimat pendek, tapi dalam banget. Aku hanya tersenyum dalam tangis, aku terlalu lelah berjuang sendiri, terlalu bodoh menganggap semua akan seperti dulu.
Lalu, meriksa blackberry messages. Mataku tertuju pada status sahabatku “kecewa L”. Yaa ketika di sekolah tadi aku menghilang begitu saja, lalu bersembunyi di wc. Mengunci diri di situ, menangis dan menghindari orang-orang. Aku hanya tidak suka saja menangis di publik, aku lebih suka terlihat tegar.
Yaa sudahlah, aku maklumi karna dia tidak tau apa-apa. Saat ini ku tidak peduli dengan semua orang, aku hanya ingin menyendiri, menenangkan pikiranku. Lama kelamaan aku tertidur dalam tangisku.
Allahuakbar allahuakbar……(adzan berkumandang)

       “De,bangun. Udah maghrib”  papaku membangunkan ku dari tidurku yang nyenyak.
Lalu, aku bergegas bangun, mandi dan sholat. Setelah itu aku kembali merebahkan badanku di tempat tidur. Tidak ada niat hidup, hanya ingin bermalas-malasan. Sesekali aku mengecek hp, tetapi tidak ada kabar darinya. Jujur, aku kangen tapi aku benci. Yaaa hampir dua tahun aku bersamanya, sekarang semuanya berubah. Berawal darinya, dia pergi tanpa meninggalkan kata maaf dan rasa bersalah. Bersamaan dengan itu, sahabatku yang melawan ketika ku tegur karna dia berbuat salah.
Ini lah hdup. Kita harus menjalaninya walaupun menyakitkan. Kebahagiaan yang hanya datang sekejap. Senyuman yang terlontar hanyalah rekayasa.
Ada waktunya dimana kita akan membenci semua orang dan ada waktunya dimana kita membutuhkan semua orang.
***
Suasana pagi membosankan di sekolah telah menghampiri. Seperti biasa, berusaha untuk tersenyum supaya terlihat kuat.

“Deaa..” sapa Putri salah satu sahabatku.
“Hai.”
“Jadi, kalian udah baikan kah? Atau mau aku yang ceritakan ke dia?” Tanya Putri tentang masalah kemarin.
“Gak perlu. Biar dia sadar sendiri. Toh dia udah dewasa.”
“Tapi dia itu gak akan sadar, dia itu gak pekaan orangnya, De”
“Tunggu aja. Tuhan gak tidur kok J” jawabku dengan tenang mengakhiri pembicaraan kami.

Seketika dadaku nyeri, aku terduduk lalu aku batuk darah. Sepertinya penyakitku tambah parah. Terlalu takut jika harus pergi ke dokter lagi. Aku pun pergi ke wc untuk mencuci tanganku yang terkena darah. Sebelum sampai wc, aku bertemu dengannya “Pras” orang yang membuatku lemah, membuatku menangis sampai mataku sembab.
Aku hanya pura-pura tidak melihatnya. Yaa memang sakit, tapi buat apa aku sedih berlarut-larut karnanya.
Tubuhku benar-benar lemah sekali. Berjalan saja udah kayak orang mabuk. Cobaan apalagi ini yaa Tuhan. Aku benar-benar gak sanggup.
Sahabat-sahabat menjauh, berubah, menjadi tidak perduli lagi. Yaa cinta yang membuat kita berubah, tanpa melihat siapa yang di hadapinya.
Pras juga telah berubah, mempermainkanku, tak pernah menghargaiku, tak pernah menganggapku, selalu menjelek-jelekkan ku di hadapan teman-temannya.
Entah lah, aku hanya bisa sabar dan berdoa.  Keburukan tidak harus dibalas dengan keburukan,bukan….

“Aaww.. sakit banget.” Rintihku pelan di dalam wc.
“Gak boleh lemah. Aku harus kuat. Masa cuma segini sih, harus bertahan lebih lama lagi dong, De” aku menyemangati diriku sendiri.
Kasihan banget kan. Menanggung beban sendiri, nyemangati diri sendiri, hufftt seandainya aku bisa menceritakan penyakitku, tapi aku gamau nyusahin orang lain. Aku hanya butuh mengukir kenangan-kenangan indah sebelum di panggil Tuhan.

“Deeaa!! Kamu nih suka banget ngilang. Kamu tau gak sih aku gak ada teman di kelas huft” celoteh Putri yang rupanya sedari tadi di wc.
“Apakah dia mendengarku tadi? Semoga enggak sih” gumamku dalam hati.
“Hehe tadi aku kebelet banget, kan gamungkin mau izin dulu sama kamu. Entar kamu mau yang jilatin kalau aku ngompol mwehehe”
“Hiisss jorok banget sih nih bocah. Hilangin tuh penyakit jorokmu. Huueeekk”
“Hahahaha kenava uga? Sudah tau jorok malah deket-deket blee”
“Khan aku gak normal, makanya aku mau berteman sama kamyu”.
“Aku juga gak normal berarti yaa. Tapi aku bangga sih jadi orang gak normal daripada jadi orang normal, yaa secara gitu kan orang gak normal lebih banyak fansnya hehehe”
“Fans? Punya pacar aja baru satu seumur hidup,ngaku-ngaku punya banyak fans”
“Daripada kamu Put, JOMBLO NGENES SEUMUR HIDUP huaaahahaha” balasku dengan nada yang gak nyantai.
“Beh iyalah, sakitnya tuh di sini sini sini sini” sambil nunjuk pantat, hidung, perut dan dada.
“Hahaha yaudah ayo kita ke kelas. Gak level banget nongkrong di wc. Mending di kuburang mbah ku kaannn”
“Hentikan kegilaan mu itu,De. Aku udah waras nih. Kayaknya di wc banyak arwah yang gak waras deh. Jangan-jangan ada arwah Pak Botak Menclining Buntel buntel” ketika omongan Putri mulai ngawur, dan aku mulai ingin menendang bokongnya.

“Hooaaamm pantesan, rupanya tadi mimpi yaa”
“Mimpi apaan? Wong jelas jelas kamu dari wc, mananya yang cuma mimpi” Tanya Putri dengan muka pengong nya.
“Itu… aaww!!”

Tiba-tiba kakiku gak sanggup untuk berdiri. Aku terduduk di lantai, dengan beribuan Tanya yang datang dari Putri. Rasanya mataku sudah kabur-kabur dan ingin tertutup.

“Dea kamu kenapa? Kamu sakit kah? Ke UKS ya? Pulang ya? Dea bangun dong jangan diam aja” Putri mulai panic. Lalu, dia memanggil Pras yang kelasnya bersebelahan dengan wc.
“Pras!! Dea pingsan, tolong bantuin angkatin ke UKS dong. Cepetan!!”
“Haahhh?! Kenapa harus aku. Bentar deh”
“Sekarang!!!”

Pras pun bergegas keluar kelas, lalu menghampiri tubuhku yang tersandar di dinding. Pras dan Putri pun membawaku ke UKS dengan beribu pertanyaan yang ada di kepala mereka.
Yaa mungkin hari ini akan menjadi hari terakhirku menghirup udara segar, menjalani kehidupan yang dramatis, melihat wajah-wajah mereka, menyentuh mereka. Secepat ini kah Tuhan? Aku masih ingin berada dalam peluknya. Aku belum menghilangkan rasa benciku dengannya.

Setibanya di UKS…
“Bu, tolong sadarkan dia. Dia tadi tiba-tiba pingsan.” Jelas Pras dengan kepanikannya.
“Tenang dek, jangan panik. Sini saya periksa dulu.”

Beberapa menit kemudian…
“Kalian tau kalau temanmu ini punya penyakit yang udah akut? Yang seharusnya di rawat inap.” Tanya perawat UKS.
“Hah? Penyakit apa? Setau saya sih dia sehat-sehat aja kok,Bu” jawab Putri.
“Iya,Bu. Dia tadi datang ke sekolah dengan keadaan yang baik-baik aja” sambung Pras sambil mengupil.
“Yaa mungkin dia gak mau ngerepotin kalian. Temanmu ini menderita penyakit pneumonia atau biasanya sering disebut paru-paru basah. Penyakitnya ini sudah akut. Nah, bakterinya sudah menyebar ke organ lain, jadi mungkin sedikit saja kemungkinan untuk sembuh.”
“Jadi kami harus membawanya ke rumah sakit sekarang?”
“Iya” jawab perawat dengan singkat.

Di Rumah Sakit Umum…..
“Dok, periksanya cepetan yaa.” Kata Putri dengan panik.
“Jangan kayak gitu,Put. Positif thinking aja. Kan seperti yang kita lihat kalau dia selama ini sehat-sehat aja ” kata Pras untuk menenangkan Putri.
“Tapi tadi aku dengar di wc kan, dia itu nyemangati dirinya sendiri jadi mungkin aja dia sakit parah” jawab Putri dengan pasrah.
Lalu, Putri menelpon Fitri, Ayu, Wulan dan Tarin untuk pergi ke rumah sakit sekarang. Mereka semua sampai ketika dokter selesai memeriksaku.
“Dok, gimana keadaan teman kami? Dia baik-baik saja kan?” Tanya Wulan dengan panik.
“Temanmu menderita pneumonia akut. Bakterinya sudah menjalar ke organ lain dengan cepat dikarenakan kondisinya yang lemah. Kondisinya seksrang sangat kritis, saya sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Mungkin inilah waktu terakhir kalian untuk melihatnya.”
“Gak mungkin, Dok. Dia selama ini baik-baik aja. Aku udah jarang bersamanya. Yang ku pedulikan hanyalah cowok, sampai-sampai sahabatku sakit aja aku gatau.” Kata Fitri dengan segala penyesalannya.
“Sudahlah, mending kita masuk daripada menangis di sini.” sambung Wulan.
Mereka pun melangkahkan kakinya dengan di iringi air mata yang jatuh. Pras seseorang yang ku kenal sangat ceria, susah menangis, keras, kini dia mengeluarkan air matanya untukku.
“De, kenapa kamu gak pernah bilang kalau kamu sakit? Aku sayang kamu, aku serius sama kamu tapi aku gak bisa membuktikannya. Aku malah bermain-main dan menyakitimu. Maaf kalau aku hanya bisa membuatmu menangis, mungkin kebahagiaan yang kamu miliki telah hancur karna aku”, ucap Pras sambil menggengggam tanganku.
Aku tidak bisa membuka mataku, hanya bisa mendengar mereka. Aku tau bagaimana wajah mereka saat ini. Ini lah hidup dimana penyesalan selalu di akhir. Aku senang karna di akhir hariku, semua menemaniku. Benci yang kini menyelimuti hati telah pudar.

“Aku juga sayang kamu Pras. Aku ingin bersamamu sampai maut yang memisahkan kita. Mungkin inilah akhir cerita kita, maaf belum bisa menjadi seperti yang kamu inginkan. Maaf kalau aku hanya bisa memberikan air mata. Maaf kalau aku hanya menjadi bebanmu. Inilah aku dengan segala kekuranganku. Kamu memang The First yang ku kagumi, walaupun berawal dari olok-olokkan.Aku suka kamu yang apa adanyaJ

“Wulan, sebenarnya yang waktu itu Dea hilang karna kamu gamau dengerin nasehatnya. Dia cuma gamau kamu di jalan yang gak benar.”, jelas Putri.
Tiba-tiba….
Tiiiittttt tiiiittttt ttiiiiiiiiiiiiitttttttt…..
Detak jantung telah berhenti. Semua telah berakhir.
Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna

Sayang untuk mengakhirinya (kutipan lagu Sahabat Kecil).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar